Kede Berita, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta telah menggelar debat terakhir. Pasangan Agus Yudhoyono- Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan- Sandiaga Uno telah mengeluarkan semua jurus andalannya.
Yang paling sengit dalam debat ketiga ini adalah Sylvi dan Ahok. Keduanya saling sindir saat bertanya maupun menjawab pertanyaan lawan.
Sylvi mempertanyakan komitmen Pemprov DKI pada penyandang disabilitas. Dia meminta bukti konkret ada atau tidak penyandang disabilitas yang bekerja di Balaikota.
Ahok pun geleng-geleng mendengar sindiran Sylvi. Dia balik menyerang mantan wali kota Jakarta Pusat itu.
"Tidak ada PNS disabilitas? Astaga Bu Silvi kemana saja?" sindir Ahok saat debat KPU di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (10/2).
Ahok menyebut lawan-lawannya sering memberi informasi menyesatkan untuk menyerang dirinya. Jelas-jelas kata Ahok ada PNS penyandang disabilitas di Jakarta.
"Asal tahu saja Ibu Sylvi ini enggak mau kenal sama PNS yang golongan rendah makanya dia enggak tahu ada penyandang disabilitas di Pemda," kata Ahok.
Di sesi lain saat bertanya, Sylvi menyinggung Ahok yang pernah memaki perempuan di depan umum.
"Bagaimana gubernur menurunkan tingkat kekerasan perempuan padahal gubernur lakukan kekerasan verbal?," tanya Sylvi.
Ahok yang mendengar pertanyaan itu pun tertawa. Ahok menyayangkan pasangan nomor urut satu tak bertanya soal program.
"Ini terus fitnah dipakai tak program lucu juga. Saya menyadari LSM di Jakarta banyak kenapa kekerasan di DKI, KDRT tinggi karena berani melapor. Makanya saya dulu izin ingin membangun apartemen di tanah polisi dan TNI. Karena kami ingin menumpang buat titip korban kekerasan," kata Ahok.
Selama ini saat memimpin Jakarta, Ahok menyebut dirinya seperti orang tua yang selalu menegakkan aturan. Kalau ada yang salah akan kena teguran atau sanksi.
"Kami ini memimpin Jakarta. Kami ingin anak anak sehat. punya karakter yang baik," kata Ahok.
Lalu saat kampanye, tiba-tiba kandidat lain datang dan menjanjikan ini-itu. Padahal secara aturan sulit dipenuhi.
"Ibarat om tante, datang ke rumah. Lalu semua diboleh-bolehin. Mau dikasih Rp 1 M, dikasih rumah murah. Jangan karena mau jadi gubernur. Om sama tante, merubah aturan yang dibuat orang tua," sindir Ahok.
"Warga DKI yang dididik dengan baik jangan dirusak," tegas Ahok.
Post a Comment