Kede Berita, Jakarta - Masih segar dalam ingatan kita bagaimana FPI begitu responsif terhadap kasus yang menimpa Ahok. FPI seakan-akan menjadi wakil Tuhan untuk menunjukkan bahwa al-Quran memang suci dan tidak boleh disentuh oleh siapapun selain orang Islam, terutama Ahok. Melalui berbagai provokasi yang digencarkan dan dialamatkan kepada umat Islam Indonesia, FPI mulai melawan Ahok dengan melaporkannya atas dugaan kasus penistaan agama di Kepulauan seribu.
Demo 411 yang diprakarsai oleh FPI, mencoba untuk merepresentasikan kekuatan FPI yang begitu besar. Mareka melakukan demo dengan tuntuntan yang sama, penjarakan Ahok. Jika kita lihat dari kacamata orang biasa, seakan-akan demo tersebut merupakan wujud kemarahan dari umat islam atas perbuatan Ahok. Selain itu, banyaknya umat muslim yang ikut dalam kasus tersebut seakan mewakili puluhan juta umat Islam di Indonesia, padahal perngandaian tersebut terkesan dipaksakan dan tidak sesuai kenyataan.
Tidak puas dengan respon masyarakat terhadap demo 411, FPI kembali menggelar aksi yang lebih besar. Diawali dengan berbagai macam publikasi provokatif di berbagai lini masa, FPI berharap aksi yang dilakukan tersebut mampu menyedot animo masyarakat yang lebih besar. Dan,,, ternyata hal itu benar adanya. 7 juta umat Islam (menurut klaim Habib Rizieq) memadati ibukota untuk melakukan aksi dengan maksud untuk memenjarakan AHok. Tujuan aksi tersebut sebenarnya bukan itu saja, peserta aksi dan dipandu oleh actor politik di balik layar (tahun sendiri kan orangnya) mencoba untk menggoyang pemerintahan Jokowi-JK yang baru masuk pada tahun ketiga. Namun ternyata Jokowi lebih cerdik menghadapi aksi tersebut. melalui Kapolri Tito Karnavian, pemerintah mampu meredam aksi tersebut serta menjadikan Jokowi bintang di panggung tersebut.
Setelah gagal menggoyang pemerintahan dan memenjarakan Ahok, FPI kembali berencana melakukan aksi-aksi serupa untuk menunjukkan eksistnsi mereka dalam aksi bela Islam. namun, tabiat buruk FPI yang dengan mudah dikendalikan oleh aktor politik mampu dibaca dengan baik oleh rakyat Indonesia. Tebukti, aksi-aksi yang dilakukan FPI belakangan hanya digawangi oleh ribuan bahkan ratusan orang saja.
Sekarang, sepertinya FPI masih disibukkan dengan kasus chat panas Rizieq Shihab dengan FH. Chat tersebut menjadi viral di dunia maya mengingat bahasa yang digunakan merupakan dewasa dan cenderung k e arah pornografi. Yang membuat heran banyak pihak adalah chat tersebut ditulis oleh Rizieq Shihab yang notabenenya adalah ulama panutan yang selalu dibanggakan oleh umat FPI. Apakah umat FPI masih membela dan selalu taqlid dengan ucapan Rizieq Shihab setelah kasus ini? kalau memang mereka masih melakukan taqlid buta kepada Rizieq Shihab, maka kita patut mragukan rasionalitas pemikiran mereka.
Hampir bersamaan dengan chat Rizieq Shihab, apa yang terjadi kepada KH Ma’ruf Amin di persidangan ke-8 Ahok sebenarnya merupakan umpan yang sangat menarik bagi FPI. Kalau mereka mampu menggoreng kasus tersebut dan menjadikannya viral di medsos, mngkin jutaan umat NU di Indonesia akan menyerang AHok dan habis sudah karir politiknya. Namun, pada kenyataannya, FPI diam seribu bahasa dan tidak merespon kasus tersebut seperti kasus-kasus sebelumnya.
Ada apa dengan FPI? Apakah KH Ma’ruf Amin tidak cukup menarik perhatian untuk dijadikan objek kasus seperti penistaan Ahok? Atau mmungkin sudah tidak ada penyamdang dana lagi untuk mebiayai aksi-aksimu?
Post a Comment