Kede Berita, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyayangkan momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) satu mobil dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat meninjau perkembangan proyek pembangunan simpang susun Semanggi dan stasiun bawah tanah mass rapid transit (MRT) pada Rabu (23/2) kemarin. Kritik ini karena Ahok berstatus terdakwa kasus penistaan agama.
"Ngundang presiden, benar enggak itu? Katanya presiden ngajak dia naik ke mobil dinas presiden, bener enggak itu? Itu kan enggak benar juga. Presiden harus mengerti rasa etika dong, Basuki kan lagi jadi terdakwa, di atas tersangka loh, terdakwa," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/2).
Jokowi seharusnya tidak semobil dengan Ahok karena bisa merusak etikanya sebagai Presiden. Apalagi, Ahok tengah menjadi kontestan di Pilgub DKI 2017.
"Jadi rasa etika Jokowi hancur sebetulnya di situ, itu disayangkan sekali. Harusnya Pak Jokowi punya etika yang benar. Ini lagi Pilkada kok, kan dia harusnya enggak usah terlibat yang begini," tegasnya.
Fahri menganggap sikap Jokowi yang satu mobil untuk meninjau sejumlah proyek di Jakarta itu sebagai kampanye. Kejadian itu, lanjutnya, akan menimbulkan persepsi buruk di masyarakat karena seorang terdakwa bisa bebas berkomunikasi dan menumpang mobil dinas Presiden.
"Presiden harus benar cara meletakkan dirinya itu, terus ini ninjau proyek. Itu semua dianggap kampanye dan saya juga anggap itu kampanye," tegasnya.
"Itu makanya ini yang disebut rasa keadilan itu hilang di sini, orang melihat ada yang jadi pesakitan yang petantang-petenteng. Orang sudah jadi terdakwa bicara sama presiden, masuk mobil presiden dan presiden seperti enggak melihat apa-apa," tandasnya.
"Ngundang presiden, benar enggak itu? Katanya presiden ngajak dia naik ke mobil dinas presiden, bener enggak itu? Itu kan enggak benar juga. Presiden harus mengerti rasa etika dong, Basuki kan lagi jadi terdakwa, di atas tersangka loh, terdakwa," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/2).
Jokowi seharusnya tidak semobil dengan Ahok karena bisa merusak etikanya sebagai Presiden. Apalagi, Ahok tengah menjadi kontestan di Pilgub DKI 2017.
"Jadi rasa etika Jokowi hancur sebetulnya di situ, itu disayangkan sekali. Harusnya Pak Jokowi punya etika yang benar. Ini lagi Pilkada kok, kan dia harusnya enggak usah terlibat yang begini," tegasnya.
Fahri menganggap sikap Jokowi yang satu mobil untuk meninjau sejumlah proyek di Jakarta itu sebagai kampanye. Kejadian itu, lanjutnya, akan menimbulkan persepsi buruk di masyarakat karena seorang terdakwa bisa bebas berkomunikasi dan menumpang mobil dinas Presiden.
"Presiden harus benar cara meletakkan dirinya itu, terus ini ninjau proyek. Itu semua dianggap kampanye dan saya juga anggap itu kampanye," tegasnya.
"Itu makanya ini yang disebut rasa keadilan itu hilang di sini, orang melihat ada yang jadi pesakitan yang petantang-petenteng. Orang sudah jadi terdakwa bicara sama presiden, masuk mobil presiden dan presiden seperti enggak melihat apa-apa," tandasnya.
Post a Comment