Kede Berita - Bogor - Tiga bangunan markas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Kampung Tegalwaru, RT 05/03, Desa Ciampea, Kabupaten Bogor, dibakar seratusan orang, Jumat 13 Januari 2017.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, pembakaran dua bangunan markas GMBI tersebut sekitar pukul 02:45 dinihari. "Berdasarkan laporan dari petugas Polsek Ciampea, pembakaran tersebut diduga dilakukan oleh massa dari FPI Ciampea, Bogor " kata dia.
Berdasarkan informasi, penyerangan yang berakhir dengan pembakaran itu dipicu oleh kejadian pengeroyokan dan penusukan tehadap salah seorang anggota FPI yang dilakukan oleh sejumlah anggota LSM GMBI, di parkiran Rumah Makan Ampera, setelah mengikuti unjuk rasa di Mapolda Jawa Barat, Kamis kemarin.
"Penyebab kejadian tersebut dipicu berkembangnya isu bahwa ada anggota FPI atas nama syarief menjadi korban penusukan dan pengerusakan mobil akibat bentrok kemarin, sehingga memicu kemarahan massa FPI di Ciampea Bogor," kata Yusri.
Padahal, ungkap Yusri, sebelum kejadian pembakaran, anggota dari jajaran Polsek Ciampea, sempat melakukan pengamanan dengan menyiagakan anggota polisi di dua lokasi yakni di Majelis Arasyafat Jembatan Cinangneng yang dijadikan markas FPI Ciampea. "Pengamanan serupa juga dilakukan di markas GMBI Ciampea yang dijaga oleh 15 orang polisi," kata dia.
Akan tetapi, massa FPI yang berjumlah sekitar 150 orang yang sebelumnya berkumpul di Majelis Arasyafat sekitar pukul 01:00 dini hari. Massa itu dipimpin oleh H. Basyit dari Ponpes At-Taqwa Cikampak, Ciampea, Bogor mendatangi markas GMBI.
"Petugas polisi sempat negosiasi dengan ratusan anggota FPI yang ingin mendatangi markas GMBI, namun tidak bisa dihalau karena kalah jumlah," kata Yusri.
Ratusan massa yang terpancing emosi karena, ada anggota FPI yang akan pulang setelah ikut unjuk rasa di Polda Jabar menjadi korban penusukan oleh anggota LSM GMBI. Massa langsung melupakan kemarahannya dengan membakar markas LSM tersebut.
Akibatnya tiga bangunan yang terdiri dati dua bangunan permanen dan satu bangunan lainnya yang berbentuk seperti gubuk dengan ukuran besar (Joglo) dan biasa digunakan untuk pertemuan yang menjadi markas LSM GMBI dibakar massa.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, pembakaran dua bangunan markas GMBI tersebut sekitar pukul 02:45 dinihari. "Berdasarkan laporan dari petugas Polsek Ciampea, pembakaran tersebut diduga dilakukan oleh massa dari FPI Ciampea, Bogor " kata dia.
Berdasarkan informasi, penyerangan yang berakhir dengan pembakaran itu dipicu oleh kejadian pengeroyokan dan penusukan tehadap salah seorang anggota FPI yang dilakukan oleh sejumlah anggota LSM GMBI, di parkiran Rumah Makan Ampera, setelah mengikuti unjuk rasa di Mapolda Jawa Barat, Kamis kemarin.
"Penyebab kejadian tersebut dipicu berkembangnya isu bahwa ada anggota FPI atas nama syarief menjadi korban penusukan dan pengerusakan mobil akibat bentrok kemarin, sehingga memicu kemarahan massa FPI di Ciampea Bogor," kata Yusri.
Padahal, ungkap Yusri, sebelum kejadian pembakaran, anggota dari jajaran Polsek Ciampea, sempat melakukan pengamanan dengan menyiagakan anggota polisi di dua lokasi yakni di Majelis Arasyafat Jembatan Cinangneng yang dijadikan markas FPI Ciampea. "Pengamanan serupa juga dilakukan di markas GMBI Ciampea yang dijaga oleh 15 orang polisi," kata dia.
Akan tetapi, massa FPI yang berjumlah sekitar 150 orang yang sebelumnya berkumpul di Majelis Arasyafat sekitar pukul 01:00 dini hari. Massa itu dipimpin oleh H. Basyit dari Ponpes At-Taqwa Cikampak, Ciampea, Bogor mendatangi markas GMBI.
"Petugas polisi sempat negosiasi dengan ratusan anggota FPI yang ingin mendatangi markas GMBI, namun tidak bisa dihalau karena kalah jumlah," kata Yusri.
Ratusan massa yang terpancing emosi karena, ada anggota FPI yang akan pulang setelah ikut unjuk rasa di Polda Jabar menjadi korban penusukan oleh anggota LSM GMBI. Massa langsung melupakan kemarahannya dengan membakar markas LSM tersebut.
Akibatnya tiga bangunan yang terdiri dati dua bangunan permanen dan satu bangunan lainnya yang berbentuk seperti gubuk dengan ukuran besar (Joglo) dan biasa digunakan untuk pertemuan yang menjadi markas LSM GMBI dibakar massa.
Post a Comment