Kede Berita - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi pembicara dalam Tablik Akbar Politik Islam (TAPI) di masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta Selatan, Minggu (15/1). Di hadapan peserta Tablik Akbar, Anies berjanji mengizinkan masyarakat melakukan kegiatan keagamaan di Komplek Monumen Nasional (Monas).
Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melarang masyarakat melakukan kegiatan keagamaan di kawasan Monas. Ahok khawatir acara apapun yang digelar di Monas akan mengundang PKL kembali menjamur.
"Sekarang ada aturan di mana monas tidak boleh digunakan untuk kegiatan keagamaan. Jadi saya sampaikan bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa. Jadi aturan yang dibuat pak Gubernur, Pak Basuki nanti akan saya ubah. Seperti sebelumnya-sebelumnya boleh," ujar Anies.
Anies akan mengembalikan tempat itu untuk semua jenis kegiatan keagamaan. Karena Monas adalah milik bersama dan tidak disterilkan seakan akan ada tempat yang tidak boleh untuk kegiatan keagamaan.
Tidak hanya itu, Anies juga menyindir Ahok yang melarang masyarakat memotong hewan kurban di sembarang tempat, termasuk di sekolah. Dalam pandangan Anies, kebijakan ini membuat anak didik tidak mengerti mengelola kegiatan kurban.
Sesungguhnya, pemotongan hewan kurban adalah persoalan ketertiban dan pendidikan bagi anak-anak. Mereka harus punya kesempatan mengelola kegiatan kurban. Bukan hanya persoalan memotongnya saja, tapi juga membagikannya dan mengantar ke kaum dhuafa.
"Itu adalah proses pembelajaran bagi anak-anak kita. Kita sekolah tidak melakukan itu anak-anak tidak punya pengalaman. Nanti satu generasi terpangkas. Nggak pernah tau gimana mengelola kegiatan kurban di sekolah. Bahkan termasuk kegiatan kurban dilakukan hari kedua dan ketiga. Itu masih bisa dilakukan di mana-mana," bebernya.
Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melarang masyarakat melakukan kegiatan keagamaan di kawasan Monas. Ahok khawatir acara apapun yang digelar di Monas akan mengundang PKL kembali menjamur.
"Sekarang ada aturan di mana monas tidak boleh digunakan untuk kegiatan keagamaan. Jadi saya sampaikan bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Sila pertama adalah ketuhanan yang maha esa. Jadi aturan yang dibuat pak Gubernur, Pak Basuki nanti akan saya ubah. Seperti sebelumnya-sebelumnya boleh," ujar Anies.
Anies akan mengembalikan tempat itu untuk semua jenis kegiatan keagamaan. Karena Monas adalah milik bersama dan tidak disterilkan seakan akan ada tempat yang tidak boleh untuk kegiatan keagamaan.
Tidak hanya itu, Anies juga menyindir Ahok yang melarang masyarakat memotong hewan kurban di sembarang tempat, termasuk di sekolah. Dalam pandangan Anies, kebijakan ini membuat anak didik tidak mengerti mengelola kegiatan kurban.
Sesungguhnya, pemotongan hewan kurban adalah persoalan ketertiban dan pendidikan bagi anak-anak. Mereka harus punya kesempatan mengelola kegiatan kurban. Bukan hanya persoalan memotongnya saja, tapi juga membagikannya dan mengantar ke kaum dhuafa.
"Itu adalah proses pembelajaran bagi anak-anak kita. Kita sekolah tidak melakukan itu anak-anak tidak punya pengalaman. Nanti satu generasi terpangkas. Nggak pernah tau gimana mengelola kegiatan kurban di sekolah. Bahkan termasuk kegiatan kurban dilakukan hari kedua dan ketiga. Itu masih bisa dilakukan di mana-mana," bebernya.
Post a Comment